Senin, 17 Oktober 2016

ORANG YANG MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH, AKAN DIA BERI GANTI YANG LEBIH BAIK

Kaidah ini banyak bertebaran di dalam al Quran. Misalnya dalam kisah:

Para Muhajirin pergi meninggalkan kampung halaman, harta benda, dan orang-orang tercinta karena Allah. Allah gantikan untuk mereka dengan
kelapangan rezeki, kemuliaan, dan kekuasaan.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pergi meninggalkan ayah dan kaumnya sekaligus sesembahan mereka selain Allah. Kemudian Allah karuniakan Ishaq, Ya’qub, dan anak cucu yang soleh lainnya buat beliau.

Nabi Sulaiman ‘alaihissalam ketika sempat dilalaikan oleh sekelompok kuda dari mengingat Allah, beliau pun menyembelih mereka. Maka Allah gantikan untuk beliau dengan “Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya [36] dan (Kami tundukkan pula) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam [37]” (QS Shad: 36-37).

Karena Allah, Ash-habul Kahfi ketika meninggalkan kaum mereka dan sesembahan kaum mereka selain Allah. Allah gantikan buat mereka dengan limpahan sebagian rahmatNya, Allah siapkan sebab-sebab datangnya taufik dan ketentraman, dan jadikan mereka sebab hidayah orang-orang yang sesat.

Maryam “memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuh)nya. Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Allah) bagi seluruh alam” (QS al Anbiya`: 91).

Dan siapa pun yang meninggalkan sesuatu yang diinginkan hawa nafsunya, karena Allah… pasti Allah gantikan dengan cinta, ibadah, dan taubat kepadaNya yang melebihi segala kenikmatan duniawi.

Diterjemahkan dari: al-Qawâ’id al-Hisân li Tafsîr al-Qur`ân karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, kaidah ke-69.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar