Selasa, 15 November 2016

MUKADIMAH TENTANG ILMU AKIDAH I


DEFINISI AKIDAH
‘Aqîdah (الْعَقِيْدَةُ, selanjutnya ditulis akidah) secara bahasa berasal dari kata ‘aqd (الْعَقْدُ) yang artinya ikatan. Dan akidah artinya sesuatu yang dianut oleh seseorang.

Secara istilah, akidah dapat didefinisikan sebagai:

1. Hal-hal yang wajib diyakini oleh hati tanpa ada keraguan
2. Iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan kepada takdir yang baik maupun buruk. Dengan kata lain: mempercayai dengan pasti enam rukun iman
3. Iman kepada enam rukun iman beserta seluruh poin-poin akidah yang benar semisal tanda kiamat dan alam kubur.
Tidak ada perbedaan dalam ketiga definisi di atas. Karena hal-hal yang wajib diyakini adalah enam rukun enam, ditambah dengan cabang-cabangnya seperti iman kepada tanda-tanda kiamat dan alam kubur yang merupakan cabang iman kepada hari akhir.

Terkadang, akidah diartikan menurut arti bahasanya yaitu keyakinan (yang dianut seseorang). Misalnya dalam pernyataan: “Akidah Syiah adalah akidah yang rusak”, maksudnya: keyakinan yang rusak.


ANTARA AKIDAH DENGAN IMAN
Iman secara bahasa artinya membenarkan (mengakui kebenarannya). Sedangkan secara istilah artinya meyakini dalam hati (akidah), menyatakan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan.
Dari sini kita paham bahwa akidah tidak lain adalah salah satu dari tiga bagian iman.

Namun yang perlu diingat, dalam ILMU AKIDAH dibahas banyak hal yang berkaitan dengan lisan maupun perbuatan. Di antaranya: perbuatan dan perkataan yang membatalkan keimanan, kewajiban meniatkan seluruh amal ibadah kepada Allah, al-Walâ` wa al-Bara`, dan lainnya.


PENTINGNYA ILMU AKIDAH, di antaranya:
1. Akidah adalah kewajiban pertama seseorang. Rasulullah bersabda: “Aku diperintahkan memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah..” (HSR Bukhari no. 25)
Dalam hadits di atas memang tidak disebutkan tentang para malaikat, kitab-kitab, dll karena di antara konsekuensi dua kalimat syahadat adalah meyakini seluruh ajaran beliau termasuk keyakinan terhadap para malaikat dll.
2. Akidah adalah salah syarat diterimanya amal perbuatan baik, selain disyaratkan harus benar sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah
Dalam hadits tentang Iman-Islam-Ihsan diceritakan tentang sekelompok orang yang mengingkari takdir, lalu Ibnu ‘Umar radliallhu’anhuma bersumpah bahwa jika mereka menginfakkan emas sebesar gunung uhud tidak akan diterima sampai mereka mengimani takdir (salah satu rukun iman) (HSR Muslim no. 8)
3. Akidah yang benar menuntun seseorang kepada tingkah laku yang lurus pula, yang pada akhirnya mengantarkannya menuju surga
Dalam Sirah Nabawiyyah kita pelajari bahwa Rasulullah selama tiga belas tahun berdakwah di Mekah memfokuskan dakwah pada akidah. Hasilnya? Generasi terbaik umat ini, yang tidak akan pernah dapat ditiru generasi lainnya.


SUMBER ILMU AKIDAH
Sumber akidah adalah wahyu, dan tidak ada penalaran dalam akidah. Oleh karena itu para salafus saleh dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka (baca: ahlussunnah waljamaah) hanya membatasi akidah mereka pada al-Qur`an dan as-Sunnah, sehingga akidah mereka sama dan mereka tidak berpecah belah.


KARYA TULIS ULAMA:
Para ulama ahlussunnah waljamaah dari dulu hingga sekarang telah menghasilkan sekian banyak karya tulis tentang akidah ahlussunnah waljamaah.
Karya tulis mereka dapat dibagi menjadi tiga model:
1. Kitab yang membahas salah satu tema ilmu akidah atau lebih. Misalnya adalah at-Tawhîd wa Itsbât Shifât Allah ‘Azza wa Jall karya Ibnu Khuzaimah (w. 311 H, penulis Shahih Ibn Khuzaymah)
2. Kitab yang berusaha membahas seluruh tema ilmu akidah. Misalnya adalah Sharîh as-Sunnah dan at-Tabshîr fi Ma’âlim ad-Dîn karya Ibnu Jarir ath-Thabari (w. 310 H, penulis Tafsîr ath-Thabari)
3. Kitab yang berisi bantahan terhadap ahlul bid’ah dan orang-orang kafir, serta seruan untuk menjauhi manhaj mereka. Misalnya adalah ar-Radd ‘ala al-Jahmiyyah karya Ibnu Mandah (w. 395 H).

Dr. ‘Abdussalam b. Burjis dalam Târikh Tadwîn al-‘Aqîdah as-Salafiyyah membahas tentang tiga ratus tiga puluh empat kitab akidah ahlussunnah wal jamaah yang ditulis dari dulu hingga sekarang. Tentu saja jumlah sebenarnya lebih dari yang beliau temukan.


Bahan Bacaan:
1. ‘Aqîdah at-Tawhîd karya Shalih bin Fauzan al-Fauzan
2. Al-‘Aqîdah fi Allah karya ‘Umar Sulaiman al-Asyqar
3. Al-‘Aqîdah al-Muyassarah karya Mushthafa Baju
4. Târikh Tadwîn al-‘Aqîdah as-Salafiyyah karya ‘Abdussalam bin Burjis

5. Tadwîn ‘Ilm al-‘Aqîdah ‘inda Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah karya Yusuf bin ‘Ali ath-Tharif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar