Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal bahwa kata dasar
bila diberi awalan pe- maka menunjukkan makna pelaku. Seperti: pe- + makan
menjadi pemakan, pe- + buat menjadi pembuat, dan lainnya. Dari gambaran
tersebut Anda tentu dapat menyimpulkan bahwa pe- + kata dasar = pelaku adalah
sebuah standar, rumus, ataupun timbangan (wazan).
Begitu pula dalam bahasa Arab
. Jika kita ingin membentuk
arti pelaku dari suatu kata kerja yang terdiri dari tiga huruf (seperti كَتَبَ / menulis), maka timbangan atau
rumusnya adalah dengan: menambahkan alif setelah huruf kaf (كَا) dan memberi harakat kasrah pada ta` dan dhammah untuk ba` (كَاتِبٌ/ penulis). Contoh lain:
- ضَرَبَ memukul → ضَارِبٌ (pemukul) -
حَمِدَ (memuji) → حَامِدٌ (pemuji)
- صَبَرَ (sabar) → صَابِرٌ (penyabar) -
قَرَأَ (baca) → قَارِئٌ (pembaca).
Jadi, kata kerja yang terdiri
dari tiga huruf jika kita buat menjadi فَاعِلٌ, itulah wazan atau timbangan untuk menyatakan arti “pelaku”.
Bagaimana, Anda sudah mengerti
apa itu wazan kan? Kalau begitu, sekarang mari kita pelajari wazan sharaf
secara ilmiah:
DEFINISI WAZAN SHARAF
Wazn Sharfi (الْوَزْنُ
الصَّرْفِيُّ, selanjutnya disebut: wazan
sharaf atau wazan) adalah sekumpulan huruf dengan urutan tertentu, yang
berfungsi sebagai pedoman membentuk sebuah kata dengan makna tertentu.
Misalnya:
1. Wazan اسْتَفْعَلَ (di antaranya) dipakai untuk
menunjukkan arti “meminta”. Contoh penggunaan wazan:
a. غَفَرَ (mengampuni) → اسْتَغْفَرَ (minta ampunan)
b. رَحِمَ (menyayangi) → اسْتَرْحَمَ (meminta kasih sayang)
2. Wazan مَفْعُوْلٌ menunjukkan arti “yang di-” dari
kata kerja yang terdiri dari tiga huruf. Contoh:
a. حَمِدَ (memuji) → مَحْمُوْدٌ (yang dipuji)
b. رَدَّ (menolak) → مَرْدُوْدٌ (yang ditolak).
Jadi, di antara contoh wazan
adalah اسْتَغْفَرَ dan مَفْعُوْلٌ.
MEMAHAMI WAZAN SHARAF
Sebagian besar kata dalam bahasa
Arab dibentuk dari kata dasar yang terdiri dari tiga huruf. Istilahnya adalah tulâtsi.
Oleh karena itu wazan sharaf paling dasar adalah فعل. Wazan فعل dipilih karena:
- Kata فَعَلَ adalah kata kerja paling umum,
dia dapat mewakili seluruh kata yang menunjukkan perbuatan ataupun kejadian
- Dari tiga makhraj huruf yang
ada, فعل mewakili semuanya. Makhraj huruf
fa` adalah bibir, makhraj huruf ‘ain adalah tenggorokan, dan makhraj huruf lam
adalah lidah.
Contoh penggunaan wazan فعل:
1. Wazan قَمَرٌ (bulan) adalah : فَعَلٌ
2. Wazan كَرُمَ (mulia) adalah : فَعُلَ
3.
Wazan كُتِبَ (ditulis) adalah : فُعِلَ .
Dari kata قَمَرٌ, kita dapat mengatakan bahwa ق itu disamakan dengan ف, م dengan ع, dan ر dengan ل. Begitu juga dengan
contoh-contoh lainnya.
Kemudian jika ada kata yang
jumlah hurufnya lebih dari tiga huruf -baik itu kata dasar atau bukan-, maka:
1. Bila huruf-huruf lainnya
adalah bagian dari kata dasar, maka kita tambahkan huruf lam kedua dan ketiga,
seperti:
a. Wazan بَرْهَنَ (membuktikan) adalah فَعْلَلَ: ب adalah ف, ر adalah ع, ه adalah ل pertama, dan ن adalah ل kedua
b. Wazan جَحْمَرِشٌ (perempuan tua) adalah فَعْلَلِلٌ: ج adalah ف, ح adalah ع, م adalah ل pertama, ر adalah ل kedua, dan ش adalah ل ketiga.
2. Bila ada huruf tambahan yang
bersifat pengulangan salah satu kata dasar, maka wazannya juga mengikuti ada
huruf tambahan. Seperti:
a. كَرَّمَ (memuliakan), wazannya adalah فَعَّلَ. ك adalah ف, ر adalah ع, dan م adalah ل
b. قَدَّمَ (mendahulukan), wazannya adalah فَعَّلَ. ق adalah ف, د adalah ع, dan م adalah ل .
3. Bila ada huruf tambahan yang
bukan pengulangan, maka wazannya juga disesuaikan dengan kata tersebut. Contoh:
a. نَاصِرٌ (penolong), wazannya adalah فَاعِلٌ: ن adalah ف, ص adalah ع, dan ر adalah ل
b. مُجْتَهِدٌ (orang yang bersungguh-sungguh),
wazannya adalah مُفْتَعِلٌ: ج adalah ف, ه adalah ع, dan د adalah ل.
4. Jika ada sedikit perubahan
huruf ta` dalam wazan افْتَعَلَ seperti صَبَرَ → اصْطَبَرَ dan زهر → ازْدَهَرَ, maka wazannya tetap افْتَعَلَ dan tidak menjadi افْطَعَلَ atau افْدَهَرَ .
5. Jika ada huruf yang dihapus
dari kata dasar, maka wazannya juga mengikuti. Contoh:
a. قَالَ (berkata) → قُلْ (katakanlah), wazannya adalah فُلْ: ق adalah ف dan ل adalah ل
b. وَقَى (menjaga) → قِ (jagalah),
wazannya adalah عِ: ق adalah ع .
* Catatan: jika ada kata kerja
hanya terdiri dari satu huruf dan tidak
bersambung dengan kata lainnya, maka ditambah huruf ha` bersukun di akhirnya.
Seperti قِ (jagalah) → قِهْ dan رَ (lihatlah) → رَهْ. Berbeda dengan (misalnya): وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (Dan jagalah kami dari siksa
neraka), karena kata قِ bersambung dengan dhamir نَا (kami).
6. Jika ada qalb (penggantian),
maka wazannya juga disesuaikan. Contoh:
a. أَيِسَ asalnya adalah يَئِسَ (putus asa), wazan أَيِسَ adalah عَفِلَ: أ adalah ع, ي adalah ف, dan س adalah ل
b. قَالَ (berkata) asalnya adalah قَوَلَ, wazan قَالَ adalah فَالَ: ق adalah ف dan ل adalah ل ز
Inti dari keenam poin di atas
adalah:
- Sesuaikan wazan dengan bentuk
kata yang Anda hadapi, atau
- Sesuaikan bentuk kata yang Anda
hadapi dengan salah satu wazan yang ada.
Bahan Bacaan:
- Syadza al-‘Arf fi Fann
ash-Sharf karya Ahmad al-Hamalawi
- Ash-SHarf al-Kâfi karya
Aiman Amin ‘Abdulghani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar