Selasa, 15 November 2016

BUKU NAHWU, MULAI DARI MANA?



Ada dua jenis utama awal penulisan buku nahwu (setelah mukadimah):

Pertama: Mulai dengan Kalâm / Jumlah Mufîdah (Kalimat Sempurna)
Misalnya:
1. Alfiyyah Ibnu Mâlik dimulai dengan:
كَلَامُنَا لَفْظٌ مُفِيْدٌ كَاسْتَقَمْ
“Kalam kita adalah lafal mufîd, seperti اسْتَقِمْ (berdirilah)”, maksudnya: اسْتَقِمْ أَنْتَ (berdirilah kamu)
2. Muqaddimah Ajurrûmiyyah dimulai dengan:
الْكَلَامُ هُوَ اللَّفْظُ الْمُرَكَّبُ الْمُفِيْدُ بِالْوَضْعِ
“Kalam adalah lafal murakkab yang mufîd dengan wadl’
3. Nahw Wâdlih dimulai dengan bab الْجُمْلَةُ الْمُفِيْدَةُ (kalimat sempurna).

Alasan mereka adalah karena tujuan hakiki mempelajari ilmu nahwu adalah: supaya kita mampu memahami jumlah mufidah / kalam.


Kedua: Mulai dengan Kalimah (Kata)
Misalnya Ibnu Hisyam yang dalam Qathr an-Nada wa Ball ash-Shada dan Syudzûr adz-Dzahab mi Kalâm al-‘Arab mulai dengan:
الْكَلِمَةُ قَوْلٌ مُفْرَدٌ
“Kalimah (kata) adalah qawl mufrad”.

Alasan mereka adalah: karena kita tidak bisa memahami jumlah mufidah / kalam (kalimat sempurna) tanpa mengerti bagian-bagian (kalimah).

Sebagian penulis buku nahwu bahkan ada yang mulai dari menerangkan bagian-bagian kalimah, yaitu huruf. Seperti yang dilakukan oleh Prof. Hasan ‘Abbas dalam an-Nahw al-Wâfi.

Nampaknya, alasan beliau adalah: karena kita takkan memahami kalimah (kata) tanpa mengerti huruf.


Bahan Bacaan:
- Alfiyyah Ibn Mâlik karya Ibnu Malik
- Al-Muqaddimah al-Âjurrûmiyyah karya Ibnu Ajurrum
- An-Nahw al-Wâdlih karya
- Qathr an-Nada wa Ball ash-Shada karya Ibnu Hisyam al-Anshari
- Syudzûr adz-Dzahab min Kalâm al-‘Arab karya Ibnu Hisyam al-Anshari

- An-Nahw al-Wâfi karya Hasan ‘Abbas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar