Selasa, 15 November 2016

MUKADIMAH TENTANG ILMU AKIDAH II

SEBAB-SEBAB SESEORANG MELENCENG DARI AKIDAH YANG BENAR, di antaranya:
1. Tidak memahami akidah yang benar karena tidak mau belajar, hingga akhirnya muncul generasi yang merasa benar padahal akidahnya kacau

2. Fanatik buta pada tradisi nenek moyang, padahal semua tradisi dan ajaran itu salah jika bertentangan dengan Islam

3. Taklid buta kepada pendapat seseorang, terutama yang dianggap alim atau saleh

4. Berlebih-lebihan dalam menghormati dan mengagungkan ulama dan orang saleh. Kemusyrikan pertama umat manusia adalah yang dilakukan kaum Nabi Nuh ‘alaihissalâm, kemusyrikan tersebut berawal dari penghormatan terhadap orang-orang saleh

5. Tidak mentadabburi ayat-ayat al-Qur`an dan keajaiban penciptaan alam semesta, hingga mengira bahwa peradaban modern ini murni hasil karya manusia dan bukan atas karunia Allah. Padahal keajaiban penciptaan alam semesta ini jauh lebih hebat dari hasil peradaban modern ini

6. Banyak sekali keluarga yang belum mendidik generasi penerusnya dengan ajaran islam, mereka mengira bahwa yang penting anaknya masih mau shalat sudah cukup

7. Kurangnya sarana pengajaran Islam (baik lembaga pendidikan, buku keislaman, saluran TV serta majalah, dan lainnya) di tengah kemajuan umat manusia di segala bidang

8. Kondisi ekonomi yang membuat sebagian orang lebih fokus pada masalah finansial dari pada agamanya

9. Gempuran perusakan akidah dan pengikisan kesadaran ber-Islam oleh pihak-pihak yang tidak ingin umat Islam maju.


Beberapa Solusi:
1. Kembali kepada pedoman standar Islam, yaitu kembali pada al-Qur`an dan sunnah sesuai dengan pemahaman salafussaleh

2. Menempatkan makhluk sepintar dan sesaleh apapun sesuai dengan yang semestinya, tidak perlu mengagungkan makhluk melebihi batasnya

3. Mentadabburi ayat-ayat kauniyah (alam semesta) dan menyadari bahwa yang menciptakan semua ini sajalah yang berhak disembah dan ditaati secara mutlak

4. Mendidik generasi penerus dengan didikan Islami (dididik dengan Islami bukan berarti menafikan pendidikan ‘umum’). Jika orang tua merasa kurang sanggup,,, ajak anak ikut pengajian dan membaca buku Islami, dan masukkan ke pesantren

5. Menggalakkan sarana dan upaya berdakwah. Seperti: dakwah via internet dan aneka media massa lainnya, dakwah yang tidak terbatas di mimbar saja, dan lainnya

6. Memahami bahwa sesulit apapun keadaan, orang masih sempat untuk belajar. Belajar Islam bukan berarti harus tahu dari A sampai Z, tetapi cukup sesuai kebutuhan dan kemampuan

7. Bersikap tegas kepada pihak-pihak yang dengan sengaja maupun tidak telah mengikis keislaman umat, terutama generasi muda

8. Mempersiapkan dai-dai khusus untuk mempelajari ajaran yang bertentangan dengan Islam, yang mengingatkan umat akan bahaya ajaran-ajaran tersebut dan membantah syubhat-syubhat seputar Islam, lebih bagus lagi jika berhasil mengislamkan orang-orang non-Islam.


Bahan Bacaan:

- ‘Aqîdah at-Tawhîd karya Shalih bin Fauzan al-Fauzan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar